Kamis, 12 Mei 2011

HSWW Story Part 2

Setelah kami selesai beganti pakaian, kami semua bergegas  kembali kompartemen utk mengambil barang-barang kami yg masih tertinggal disana.  Tak disangka Suluh kembali ke kompartemen kita dan mengucapkan dgn amat sangat cepat kepada Ginny
“Saya mungkin akan sangat senang jika kau bisa satu asrama dengan saya” Suluh berkata begitu dengan wajah memerah lalu diapun pergi menjauh.
“Apa yang dikatakan dia sih” Ginny berkata sambil mengernyitkan keningnya.
“Dia akan senang jika kau bias satu asrama dengan dia” Ujar Hendri dengan nada tegas
“Apa?” Ginny menatap Hendri seperti siap untuk menerkamnya  “Tapi kan gak mungkin aku masuk ke asrama Ravenclaw, aku menginginkan asrama Gryffindor bukan Ravenclaw, semua keluargaku di asrama itu.” Tegas Ginny sambil membereskan barang-barangnya.

“Ya terserah kamu sih, tapi sepertinya akan ada yg kecewa  saat  seleksi nanti.” Ledek Hendri. Kami bertiga ketawa lepas dan membuat wajah Ginny merah merona seperti kepiting rebus. Hhaha.
“Sudahlah, jangan ngeledek saya sih.” Ujar Ginny dan kembali membereskan barang-barangnya
“Ternyata, pertamakali masuk sekolah temen kita udah ada fans nee. Hhaha”   Ledek Junaedie
“Apaan sih, Jun.” Ginny berkata yg wajahnya makin merah. Bhahaha
Sudah jam 8 malam dan kereta Hogwarts Express pun berhenti, kami berempatpun turun dan disambut oleh teriakan Seorang laki-laki besar, mungkin terlalu besar. Kira-kira lebar bajunya muat untuk dimasukin oleh kita berempat. Bhhahahaha. “Anak kelas satu kesini” ujar laki-laki raksasa itu. “Itu Hagrid” Kata Ginny “ Dia adalah penjaga sekolah sekaligus pengawas untuk hewan-hewan aneh yg ada di sekitar Hogwarts dan hutan terlarang” “Koq kamu bias tau sih?” Tanya Junaedie
“Kakak saya Ron yg memmberitahu saya tentang Hagrid, Ron bilang dia baik hati. Kakak saya dan teman-temannya sangat akrab dengan dia”
“Iya sih, dia kelihatan ramah sama semua murid, terutama anak baru seperti kita” Hendri berkata sambil berjalan kearah laki-laki besar itu “Ayo, Jun ntar  kamu ketinggalan” Kata Ginny. Sayapun bergegas ke arah kerumunan yg penuh dengan calon-calon penyihir.
“Kalian akan diantar ke sekolah sihir Hogwarts dengan menggunakan perahu untuk menyeberangi danau itu” Tunjuk Hagrid ke arah disekitar kastil besar yg berisi  air.
“Apa” ribut semua anak kelas satu.
“Tenang tidak akan terjadi apa-apa disana, kalian akan menaiki perahu dengan aman” Ungkap Hagrid yg menenangkan semua anak kelas satu. “Ayo semua ikuti saya”
Kamipun bergegas ke arah danau dan mencari perahu yang kosong, setelah mendapatkan perahu  yang ternyata sudah ada tiga anak kelas satu juga yang sudah mengisi perahu itu. “Silahkan duduk kesini” Tawar seorang anak perempuan yang berambut hitam dan berponi “Hay, saya Padma, Padma Pramita Luna Patil” Sapa anak perempuan itu
“Saya Ginny, ini Luna juga, dia Hendri, dan dia Junaedie” Balas Ginny, dan kamipun bersalaman dengan Padma. “Dan kalian” Tunjuk Ginny kepada dua orang disebelah Padma.
“Saya Lilian Rizkie Potter, saya saudara jauh Harry Potter” Jawab seorang anak perempuan berambut hitam dan lurus.
“Saya Tivani Peevsie Black” Sapa gadis disebelahnya.
“Hay Lili, hay Tivani. “ Ucap Ginny
Kamipun terlibat perbincangan yang cukup lama, hingga Ginnypun bertanya kepada Tivani “eh, Van. Kamu Darah Murni yah?”
“Bukan koq, saya keturunan Muggle, saya dikasih tau sama dia (menunjuk ke arah Lilian) kalau saya seorang penyihir” Jawab Tivani
“Loh, kamu kelahiran Muggle? bukannya kamu keluarga Black? Kata ibuku semua keluarga Black itu Darah Murni”
“Iya. Tapi saya bukan keluarga Black yg itu, Gin”
“Terus?” Tanya Ginny
“ Ayah saya bernama Jacob Black, jadi saya pakai nama belakang keluargaku dinelakang nama saya” Ujar Tivani
“OoHh, saya kira”
Tidak terasa sebentar lagi kamipun sampai ke sebuah kastil, kamipun berbenah untuk bersiap-siap turun dari perahu itu. “Semoga kita bisa bertemu lagi yah” Ujar Padma
“Yups” Hendri berkata
Setelah kami turun, kami berpisah dengan 3 anak itu. Kamipun disambut oleh seorang perempuan yang memakai jubah dangan rambut yang disanggul ketat. Profesor  Minerva McGonagall namanya, Profesor ini selalu mengantarkan murid baru untuk diseleksi nanti.
“Semua berkumpul disini” Teriak perempuan itu “Ikuti saya”
Semua muridpun mengikutinya. Banyak ekspresi yang ada di wajah  semua murid kelas satu, ada yang biasa saja, takut, bahkan ada yg mengobrol senang dengan temannya, mungkin mereka yg ketakutan belum tahu apa yang akan ditunjukan oleh perempuan itu.
Ketika perempuan itu membuka pintu yang sangat besar yang menuju ke dalam sebuah ruangan yang sangat besar, dengan langit-langit yg tingggi dan luas yang terdapat ribuan bintang-bintang, seperti tanpa atap, kita seperti melihat langit dari luar. Dan betapa kagetnya lagi para murid baru ketika melihat banyak murid-murid Hogwarts yang lebih tua dari mereka sudah berkumpul disana.
“Semua baris disini” ucap Profesor McGonagall “Kalian adalah calon-calon penyihir yang akan besekolah di Sekolah Sihir Hogwarts, kalian akan diseleksi oleh topi seleksi ini (Tunjuk Profesor McGonagall ke sbuah topi kerucut yang kira-kira sudah berusia ribuan tahun dan sepertinya topi itu bisa bergerak dan bercira) topi ini akan menyeleksi kalian ke asrama yg cocok dengan sifat-sifat kalian. Disini terdapat empat asrama yaitu asrama Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw, dan Hufflepuff. Jadi untuk yang namanya disebut harap maju kedepan” Seru Profesor McGonagall “Sebelumnya topi seleksi akan menyanyikan sebuah lau terlebih dahulu, jadi dengar baik-baik”
“Oh, mungkin menurutmu aku jelek,
Tapi jangan menilaiku dari penampilanku,
Berani taruhan takkan bisa kautemukan
Topi yang lebih pandai dariku.
Jubahmu boleh hitam kelam,
Topimu licin dan tinggi,
Aku mengungguli semua itu
Karena di Hogwarts ini aku Topi Seleksi.
Tak ada apa pun dalam pikiranmu
Yang bisa kausembunyikan dariku,
Jadi pakailah aku dan kau akan kuberutahu
Asrama mana yang cocok untukmu.
Mungkin kau sesuai untuk Gryffindor,
Tempat berkumpul mereka yang berhati berani dan jujur,
Keberanian, keuletan, dan kepahlawanan mereka
Membuat nama Gryffindor mashyur;
Mungkin juga Hufflepuff-lah tempatmu,
Bersama mereka yang adil dan setia,
Penghuni Hufflepuff sabar dan loyal
Kerja keras bukan beban bagi mereka;
Atau siapa tahu di Ravenclaw,
Kalau kau cerdas dan mau belajar,
Ini tempat para bijak dan cendekia,
Ajang berkumpul mereka yang pintar;
Atau bisa juga di Slytherin
Kau menemukan teman sehati,
Orang-orang licik ini menggunakan segala cara
Untuk mendapatkan kepuasan pribadi.
Jadi, segeralah pakai aku!
Janganlah takut dan jangan ragu!
Dijamin kau akan aman
Karena aku Topi Seleksi-mu!”


Setelah topi seleksi itu berhenti bernyanyi professor McGonagalpun langsung mnyebutkan nama murid baru untu diseleksi pertama kali.
“Ginevra Molly Weasley”  ucap McGonagall
“Sampai ketemu di asrama Gryffindor, Jun” kata Ginny sambil berjalan ke arah professor McGongall, dan duduk di kursi yang telah disediakan. Topi seleksipun mulai menyeleksi Ginny. Tal butuh waktu lama topi seleksi itu langsung menyeleksi Ginny ke “GRYFFINDOR” teriak Topi Seleksi yang . Dan semua anak yang berada di asrana Gryffindor pun bertepuk tangan riuh menyambut Ginny.
“Kayanya ada yang kecewa nee” Bisik Hendri sambil menunjuk ke salah satu penghuni  meja asrama dan akupun langsung mengerti apa yang dimaksudkan Hendri adalah Sir Suluh Nicholas, seorang cowo Ravenclaw yang kayanya naksir Ginny sejak kita berada di kereta beberapa jam lalu.
“Luna Lovegood” kata professor McGonagall, dan betapa terkejutnya aku melihat wajah ketakutan Luna ketika professor McGonagall memakaikan topi Seleksi, namun tetep cantik koq walaupun lagi taku juga. Bhhaha.
“Ravenclaw” Teriak topi seleksi dan di meja Ravenclaw pun terdengar teriakan dan tepuk tangan keras untuk Luna. “fhiuh” Luna menghela nafas “Sampai jumpa, Jun-Hen” sapa Luna sambil tersenyum dan melompat-lompat ketika melewati saya untuk menuju ke asrama Ravenclaw. “Ya Allah, aku mau pingsan. Luna menyapaku tadi” bisikku dalam hati dan membalas senyum ke arah Luna.  “Hen, liat gak tadi senyumannya Luna” tanyaku kepada Hendri, tapi Hendri tidak menghiraukan saya dan Hendri masih menatap topi seleksi yang sedang menyeleksi beberapa murid. Sampai ketika professor McGonagall menyebut nama “Hendri Wellfine Longbottom” Hendripun berjalan ke arah professor McGonagall yang terlihat ketakutan. Tak butuh waktu lama bagi topi itu untuk menyeleksi Hendri “Ravenclaw”
“yes” teriak Hendri, dan meja asramapun kembali ramai dengan tepuk tangan dan teriakan. Meja asrama Ravenclaw kembali ramai ketika topi seleksi seorang murid bernama Tivani Peevsie Black menyeleksinya ke asrama Ravenclaw.
“Saverus Scorpius Chrizna” ucap Profesor McGonagall
“Slytherin” teriak topi seleksi dan tepuk tangan dan teriakan keras terlihat jelas di asrama Slytherin, Kelihatan sekali ada suatu kebanggaan dimata  seorang laki-laki yang baru saja di sorting ke asrama Slytherin tadi.
“Kevin Whitby”
“Hufflepuff” teriak topi seleksi dan meja asrama Hufflepuff pun berterian dan bertepuk tangan dengan keras sama seperti asrama lainnya.
Setelah topi seleksi itu menyorting 5 orang ke asrama Hufflepuff, 4 orang ke asrama Slytherin,  3 orang ke asrama Gryffindor, dan 2 orang ke asrama Ravenclaw. Tiba saat-saat yang begitu memompa adrenalinku, karena Profesor McGonagall belum juga memanggilku, barisan murid baru yang belum di seleksi semakin menipis, hanya tinggal 3 orang lagi. Tiba-tiba hatiku berdegup kencang ketika Profesor McGonagall memanggilku “Junaedie DiCaprio”. Akupun langsung menuju kearah topi seleksi, dan Profeosor McGonagall memakaikanku topi seleksi itu ke kepalaku, dan topi itu mulai mengomentari  asrama mana yang akan saya tempati.
“Mmmm….. kau  terlahir sebagai kelahiran Muggle, aku bias saja memasukanmu ke asrama Hufflepuff, namun  kau mempunyai unsur keenceran otak yang layak memasukkan Kau ke dalam asrama Ravenclaw, tapi kau juga mempunyai unsur keberanian sebagai ciri utama Gryffindor” kata topi seleksi
“Masukan saya ke asrama Gryffindor, aku tidak mau ke asrama lain selain asrama Gryffindor. Jangan Ravenclaw ataupun Hufflepuff. Please” gumamku kepada topi seleksi
“Tapi kau lebih cocok ke asrama…… GRYFFINDOR” teriak topi itu
“Yes, lega rasanya bisa berada di asrama itu” Tepuk tangan dan teriakan dari asrama Gryffindor lebih keras dari sebelumnya. Sayapun berjalan terhuyung menuju meja Gryffindor, dan duduk disebelah Ginny. “Selamat yah, Jun. Kita satu asrama”  Kata Ginny
“Hey, dulu juga saya pernah dikomentari asrama apa yang cocok dengan saya” Ucap seorang yg berambut berantakan dan memakai kacamata bundar yang memilki bekas luka seperti sambaran petir. “Namun bedanya saya pernah akan disorting ke asrana Slytherin, namun saya menolaknya. Dan akhirnya saya berada di asrama Gryffindor. Gryffindor adalah tempat berkumpul mereka yang berhati berani dan jujur, serta keberanian, keuletan, dan kepahlawanan mereka membuat nama Gryffindor masyhur.”.
“OoHh, dulu kau juga begitu yah?” tanyaku kepada laki-laki itu
“Iya, hanya Topi Seleksi dan dirimu sendiri yang tau. Topi Seleksi  akan mempertimbangkan pilihanmu, tapi pilihanmu yang berasal dari nurani terdalammu.” Ucap laki-laki yang berkacamata  tersebut.
“Hmm, senang rasanya bias di asrama ini” Ucapku kepada Ginny
“Iya, saya juga senang karena semua keluargaku berada di asrama ini” Balas Ginny
Setelah professor McGonagall menyebutkan dua orang anak yaitu Padma Pramita Luna Patil ke asrama Ravenclaw dan Lilian Rizkie Potter ke asrama Gryffindor. Tugas topi seleksipun selesai dan Profesor McGonagall menyimpan topi itu.
“selamat malam murid-murid” teriak seorang laki-laki tua
“Dia Profesor Dumbledore, dia adalah kepala sekolah kita” Ucap Ginny kepada saya
Kepada para pendatang baru kita,” kata Dumbledore dengan suara menggelegar, lengannya terentang lebar dan senyum ada di bibirnya, “selamat datang..!! Kepada orang-orang lama -- selamat datang kembali..!! Ada waktu untuk berpidato, tapi ini bukan saatnya. Mari makan!'
    Ada tawa penghargaan dan pecahnya tepuk tangan ketika Dumbledore duduk dan melemparkan jenggot panjangnya melalui bahunya untuk menjauhkannya dari piringnya -- karena makanan telah muncul entah dari mana, sehingga kelima meja panjang berkeriut menahan daging dan pai dan hidangan sayuran, roti dan saus dan teko-teko jus labu.
Ketika semua murid telah selesai makan dan tingkat kebisingan di Aula mulai meningkat lagi, Dumbledore bangkit berdiri sekali lagi. Pembicaraan segera berhenti ketika semuanya berpaling untuk menghadapi si Kepala Sekolah. Harry merasakan kantuk yang menyenangkan sekarang. Tempat tidurnya yang bertiang empat sedang menanti di suatu tempat di atas, sangat hangat dan empuk ...
    “Well, sekarang karena kita semua sedang mencerna makanan hebat lainnya, aku mohon perhatian kalian beberapa saat untuk pemberitahuan-pemberitahuan awal semester yang biasa,” kata Dumbledore. “Murid-murid kelas satu harus tahu bahwa Hutan di halaman sekolah tidak boleh dimasuki oleh murid -- dan beberapa murid kita yang lebih tua seharusnya juga sudah tahu sekarang.” Aku melihat kesebelah ada 2 orang laki-laki yang satu berambut merah dan yang satu laki-laki berkacamat dan seorang gadi yang saling bertukar seringai entah kenapa.
Dumbledore melanjutkan, “Ujicoba bagi tim-tim asrama Quidditch akan berlangsung pada bulan oktober mendatang, bagi para calon pemain yang akan mengikuti ujicoba Quidditch harap menghubungi kapten Quidditch kalian –“
-Bersambung-


0 komentar:

Posting Komentar

.. Ayo Berkomentar ..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...